Keamanan Obat Tradisional
Sudah sejak dulu, masyarakat menggunakan tanaman sebagai obat dalam pengobatan terhadap suatu penyakit sebelum kedokteran modern diperkenalkan. Banyak tulisan tentang obat herbal yang memaparkan hal ini, meskipun belum bisa dipastikan sejak kapan manusia menggunakan tumbuhan sebagai obat. Umumnya khasiat obat herbal di ungkapkan hanya bersifat subyektif dan hanya berdasarkan cerita turun-temurun. Setelah Ilmu kedokteran modern mulai diperkenalkan dan pengobatan banyak diarahkan ke obat kimia, dikarenakan kepraktisannya dan kejelasan fungsinya, obat alami mulai ditinggalkan. Hal itu menurut sejumlah pendapat tentang obat herbal dikarenkan obat alami kurang praktis, persediaanya terbatas, serta belum ada uji empiris yang jelas tentang khasiatnya. Dalam perkembangannya menurut beberapa makalah obat herbal, ternyata pengobatan secara modern dengan obat-obatan kimia tidak seperti yang dibayangkan.Adanya efek samping, sifat ketergantungan serta kerusakan organ lain kerena penggunanya dalam jangka waktu yang lama, menimbulkan efek phobia pada masyarakat. Hingga wacana penggunaan obat herbal kembali mencuat. Paradikma bahwa obat herbal itu aman, mulai marak diperrbincangkan oleh masyakat. Namun, benarkah obat herbal itu benar-benar aman?
Sejauh manakah kemanan obat herbal? Apakah seperti yang didoktrinkan dalam beberapa iklan obat herbal?
marilah kita memehami hal itu? Untuk mengulas pernyataan di atas perlu diperinci kata “berbahaya/membahayakan”. Kata “bahaya/membahayakan” dalam makalah obat herbal ini mengajukan 4 pertanyaan, yaitu :
1. Apa yang dikatakan bahaya dalam konteks obat tradisional?
2. Hal apa yang dapat menyebabkanya jadi berbahaya?
3. Apa bahan yang dikandung sehingga merupakan zat berbahaya?
4. Apa akibatnya bila menggunakan bahan yang dikatakan berbahaya?
Seperti disebutkan dalam tulisan-tulisan tentang obat herbal, secara toksikologik bahan yang berbahaya adalah :
“suatu bahan yang karena komposisinya, dalam keadaan tertentu, dan dalam jumlah tertentu atau dosis tertentu, serta dalam bentuk tertentu dapat mempengaruhi fungsi satu atau beberapa organ tubuh manusia atau hewan sedemikian sehingga mengganggu kesehatan, baik sementara, tetap atau sampai menyebabkan kematian.”
Tiap bahan dapat membahayakan manusia atau hewan, apakah itu bahan organik, bahan anorganik yang berasal dari alam atau sintetik.
Dalam artikel herbal lainya, dikatakan bahwa:
“Tiap bahan yang dapat merusak kesehatan secara tetap ataupun sementara, meskipun belum mematikan dapat digolongkan bahan berbahaya.”
Apa yang dimaksud dengan mengganggu kesehatan?
"Secara umum kesehatan terganggu bila seseorang tidak lagi dapat melakukan pekerjaan sehari-hari secara normal". Kata normal dalam artikel obat herbal ini juga ditekankan pada fungsi. Bila tidak bisa beraktifitas karena masalah kesehatan berarti ia terganggu kesehatannya.
Bahan apa saja yang dapat membahayakan manusia atau hewan menurut makalah obat herbal ini?
Sebenarnya semua bahan yang ada di
sekitar kita dapat dikatakan membahayakan manusia, seperti perkataan
filsuf ternama Paracelsus (1493–1541); ia berkata:
“Allthings are poison and nothing is without poison. The dose alone decides that a thing is not a poison”
artinya bahwa semua zat/bahan/obat adalah beracun, dosislah yang menentukan ia beracun atau tidak. Paracelsus menekankan kata “DOSIS”. Dengan
demikian sesuatu bahan yang dalam dosis kecil sudah menyebabkan
gangguan, lebih berbahaya daripada bahan yang baru dapat mengganggu
kesehatan dalam dosis besar. Tetapi sesuatu bahan meskipun aman dalam
dosis kecil menurut artikel obat herbal, jika digunakan dalam waktu yang
lama atau dosis tertentu pada akhirnya dapat juga mengganggu kesehatan.
Artinya obat dalam dosis A tidak berbahaya, tapi mungkin bisa berbahaya
dalam dosis B. Sama halnya juga pada rentang waktu penggunanya, misal
obat tidak berbahaya jika hanya 3 hari, tapi dapat bersifat racun dan
berbahaya jika digunakan selama setahun penuh secara kontinyu.
Apa saja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia atau hewan?
Sebaiknya di sini kita pusatkan pikiran
kita pada obat tradisional, yang komponennya berasal dari alam. Sudah
dipaparkan bahwa umumnya diketahui bahwa berbagai bahan dari alam dapat
mengganggu kesehatan, antara lain: alkaloida, glikosida,minyak atsiri,
saponin, mungkin hormon tanaman. Bahan- bahan ini banyak ditemukan dalam
tanaman yang kebetulan menjadi bagian utama obat tradisional. Ada zat
yang tidak langsung mengakibatkan kerugian tetapi dapat merangsang
terbentuknya bahan lain yang berbahaya, contoh adalah phorbol, dalam
tanaman famili Euphorbiaceae, dimana ia memudahkan terjadinya karsinoma.
Jenis Obat Tradisional Versi Makalah Obat Herbal
Sebenarnya jenis obat herbal dalam kaitanya dengan keamananya digolongkan menjadi 3 berdasarkan target penggunanya. Yaitu :
1. Untuk dipakai sendiri. Umumnya mereka
yang tinggal di desa yang jauh dari pelayanan kesehatan. Obat
tradisional yang dibuat dan digunakan sendiri untuk mengatasi suatu
gangguan kesehatan. Si pembuat akan lebih hati-hati dalam memilih bahan,
cara mengolahnya serta dosis minumnya.
2. Untuk pengobatan pasien. Umumnya
obat tradisional jenis ini dibuat oleh seorang tabib desa/batra(dukun,
atau orang pandai) untuk mengobati seseorang yang datang padanya untuk
berobat, jadi bukan untuk digunakan sendiri. Hal ini juga biasanya si
pembuat akan lebih hati-hati karena menyangkut kesehatan pasiennya.
3. Untuk khalayak luas melalaui jual
beli atau perdagangan. Obat tradisional inilah yang menurut makalah obat
herbal paling rendah tingkat kemanannya. Hal ini tak lepas karena
bukan saja kepentingan kesehatan tapi juga untuk urusan bisnis. Jenis
yang ke tiga ini diatur oleh pemerintah, karena inilah yang dapat
disebarluaskan, hingga dapat berdampak luas. Hal ini diatur dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
179/Men.Kes/Per/VII/76 tentang Produksi dan Distribusi Obat Tradisional
dan dengan peraturan-peraturan berikutnya termasuk peraturan tentang
dilarangnya beberapa jamu karena berindikasi menyebabkan hal-hal
negatif.
Jadi justru yang diperdagangkan perlu diawasi karena dapat mengganggu
kesehatan dan dapat berdampak luas. Hal ini juga perlu disosialisakian
kepada masyarakat baik melalui jalur offline maupun online. Dalam bentuk
artikel herbal atau makalah obat herbal yang mengupas detail tentang
hal ini.
Kesimpulan Akhir
Obat tradisional dan pengobatan
tradisional dalam sebuah makalah obat herbal disebut sebagai warisan
budaya Indonesia perlu diteliti, dikaji dan dimanfaatkan untuk
meningkatkan upaya kesehatan dan meningkatkan pemerataan upaya
kesehatan, namun demikian perlu ada usaha-usaha yang diarahkan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Kenyataanya seperti laporan sejumlah makalah obat herbal, dari sekian
banyak hasil penelitian atas komponen jamu, ditemukan sebagian kecil
sudah diketahui mengandung zat yang berbahaya, sedangkan sebagian kecil
lainya sudah diketahui berbahaya tanpa diketahui zat yang dikandungnya.
Meskipun baru sebatas percobaan, namun hal ini merupakan warning
bagi masyarakat konsumen obat herbal. Bahwa obat herbal itu tidaklah
100% aman, tergantung dosis, jangka pemakaian, proses serta faktor lain
yang telah diuraikan.
Dan kesimpulan akhir dari paparan
makalah obat herbal ini adalah bahwa dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan diketahui adanya bahan atau zat yang sudah pasti berbahaya.
Ada yang langsung mengakibatkan hal yang tidak diinginkan, ada yang baru
memperhatikan gejala negatif setelah digunakan beberapa lama sampai
beberapa tahun. Dosis juga menentukan akibat yang tidak diinginkan,
sedangkan informasi secara empiris pun penting.
Artikel obat herbal ini menegaskan bahwa obat tradisional juga seperti
halnya dengan obat modern, "bukan tanpa bahaya!!!".
Instansi-instansi pemerintah , instansi penelitian swasta/pemerintah,
instansi pendidikan atau non pendidikan wajib membantu menginformasikan
pada masyrakat tentang hal ini, selain juga menghindarkan masyarakat
dari akibat-akibat yang tidak dinginkan.
Semoga artikel dapat memberikan maafaat serta informasi yang efektif tentang kemaanan obat herbal/tradisonal.
http://rahimsanjaya.blogspot.com/2012/07/mari-sembuhkan-diri-anda-sendiri.html
No comments:
Post a Comment