Saturday, July 21, 2012

POHON KAYU AFRIKA DI PEKON SRIMENANTI


 Pohon Afrika Dengan Pertumbuhan Yang Relatif Serempak
 Anakan Pohon Afrika Asal Biji Banyak Tumbuh Di Bawah Pohon Induk
 Pohon Afrika Usia 5-6 Tahun Dengan Pertumbuhan Normal Diameternya Mencapai 30-50 Cm
 Pertumbuhan Pohon Afrika Relatif Lurus, Ketinggian Mencapai 20-30 Cm

Di Pekon/Desa Srimenanti Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat adalah tempat yang saya pilih untuk menetap di Lampung Barat. Karena selain dekat dengan tempat kerja (SMPN 2 Air Hitam), kondisi masyarakat yang homogen yaitu Petani Kopi. terdapat sekitar 300 Kepala Keluarga, mayoritas penduduknya adalah suku Jawa, dengan rasa kebersamaan dan kegotong. Di  Desa tersebut saya mengambil foto-foto di atas.

Klasifikasi




Kingdom
: Plantae (tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio
: Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio
: Magnoliophyta (berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas
: Rosidae
Ordo
: Rhamnales
Familia
Genus
: Maesopsis
Spesies
: Maesopsis eminii Engl.

Deskrisi


Kayu afrika atau kayu marsusi (Maesopsis eminii, Engl) adalah salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya cukup bagus dan berpotensi komersial untuk bahan bangunan dan furniture (Nugraha, 1998). Kayu afrika termasuk kelas awet V dan kelas kuat III/IV, bertekstur kasar dan kayunya mudah menyerap zat-zat cair. Kayu ini banyak dimanfaatkan untuk konstruksi ringan di bawah atap, peti kemas, box, dan kayu lapis (Ginting et al., 1999). Di Lampung Barat, sudah banyak masyarakat menggunakan kayu afrika sebagai bahan konstruksi bangunan. Seperti balok dan kusen banyak yang berbahan kayu afrika. Kayu ini dapat awet bila tidak sering kontak dengan air, seperti air hujan misalnya.
Kendala dalam silvikulture kayu afrika adalah, benihnya memerlukan waktu yang lama untuk berkecambah akibat kulit biji yang tebal dan keras. Benih yang telah berakhir masa dormansinya, dalam periode 15-25 hari mas perkecambahan akan berkecambah (Nugraha,1998). Hal ini sesuai dengan pernyataan Suharto (2003) bahwa, reproduksi generatif spesiesspesies tumbuhan hutan yang bijinya termasuk golongan biji orthodox mengalami masa dormansi atau biji rekalsitran yang berumur sangat pendek. Karakteristik biji ini mengakibatkan sebagian besar terdapat kendala dalam pengujian mutu fisiologis dan genetik benih di laboratorium pada uji perkecambahannya.
Haygreen dan Bowyer (1993) menyatakan bahwa, kayu afrika mempunyai masa dormansi biji yang lama (2-7 bulan) dan memiliki daya kecambah yang rendah. Selanjutnya, Binggeli (1997) menyatakan bahwa, terjadinya perkecambahan benih kayu afrika tidak karena cahaya tapi akibat adanya kelembaban tanah selama 80 hari lebih pada awal terjadinya perkecambahan.
Beberapa hal yang perlu diketahui tentang karakteristik kayu afrika pada hutan tropika basah berbuah setiap tahun, polinasi dengan bantuan angin, dormansi benih 2-7 bulan, pematahan dormansi dengan kelembaban, perkecambahan lebih dari 80 hari, ukuran benih 0,6 x 1,2 cm, kulit keras (nuts), dan berat benih 0,2 g (Binggeli, 1999 dalam Anonim, 2001).
Jika anda berminat, kami menyediakan bibit kayu afrika baik berupa biji maupun bibit siap tanam. 

No comments:

Post a Comment